Copy - paste dari http://kb.linuxhelp.web.id/index.php?action=artikel&cat=1&id=115&artlang=en

Semoga bermanfaat...

Axioo yang merupakan salah satu vendor notebook yang paling banyak diminati didalam negeri karena mempunyai harga yang bisa dijangkau oleh pangsa pasar dalam negeri. Untuk instalasi under linux axioo menyediakan linux mandiva sebagai default distribusi linuxnya dan biasanya linux mandriva yang diberikan telah di remaster atau diubah sesuai dengan kebutuhan notebook / laptop.

Banyak pengguna linux mengalami masalah ketika melakukan instalasi menggunakan Axioo, dari masalah grafis, sound, dll. Instalasi ubuntu 8.10 saat ini menggunakan Axioo TVR152C dan setelah diinstall dengan cara normal, grafis tidak bisa digunakan dengan kata lain layar putih / white screen.

Sekarang saatnya untuk membuat sedikit tips untuk menginstal ubuntu 8.10 pada laptop Axioo TVR152C. Komponen yang harus disediakan antara lain :

1. Laptop Axioo TVR152C
2. CD / DVD ubuntu 8.10
3. Koneksi internet
4. Flash disk

INSTALASI

1. Masukkan CD / DVD ubuntu kedalam Cd drive Axioo, jangan lupa pilih CDROM sebagai first boot pada boot sequence.
Setelah pemilihan bahasa adalah saatnya melakukan instalasi, tetapi instalasi yang digunakan bukan instalasi normal melainkan dengan menggunakan save graphical mode. Caranya yaitu pilih Install ubuntu kemudian tekan F4 - pilih save graphical mode - [ Enter ], tekan kembali Esc - [ Enter ]
2. Ikuti instruksi instalasi dengan baik dan instalasi akan berjalan dengan lancar.
Sebagai catatan, ketika selesai instalasi dan sistem akan reboot layar akan berubah menjadi putih sedikit-demi sedikit. Hal ini dikarenakan VGA belum terkonfigurasi dengan baik, restart saja laptop secara manual dengan tombol on / off.

KONFIGURASI

Saat ini akan dilakukan konfigurasi pada VGA yang dimiliki oleh Axioo TVR 152C yaitu VIA chrome9 IP HC yang memang sangat bermasalah dengan distribusi Ubuntu pada umumnya. Setelah dicari tahu didalam sistem dengan menggunakan dmesg ternyata sebenarnya VGA sudah dikenali dengan baik dan berarti tidak usah mengisntal driver VGA lagi.
Setelah instalasi Anda tidak akan dapat menggunakan mode grafis karena resolusi yang digunakan belum sesuai, ini dikarenakan VGA yang digunakan masih menggunakan vesa. Sekarang kita akan mencoba melakukan konfigurasi VGA untuk mengatasi masalah tersebut. Langkah – langkahnya antara lain :

1. Download skript openchrome-stable(8.10).sh dari http://www.linuxhelp.web.id/software/openchrome-stable(8.10).sh dan kemudian masukkan ke flash disk.

Restart komputer dan tekan Esc pada menu GRUB. Pilih Recovery mode
Pada recovery mode pilih masuk kedalam konsol root.
Masukkan flash disk, kemudian mounting flash disk.

# mount /dev/sdb1 /mnt
# cd /mnt

2. Jalankan skrip openchrome-stable(8.10).sh (harus terhubung dengan internet)

# chmod 777 openchrome-stable(8.10).sh
# ./openchrome-stable(8.10).sh

3. Ikuti proses yang sedang berlanjut, Ketik Y atau y kemudian [ENTER] ketika diminta untuk melakukan beberapa konfirmasi.
Setelah proses selesai maka xorg.conf hasil proses yang baru sudah terdapat pada direktori /etx/X11. Edit file xorg.conf teresebut dengan menambahkan baris berikut ini pada bagian atas Section device.

Section "Module"
Disable "dri"
EndSection

Restart Komputer Anda dan Ubuntu 8.10 siap untuk digunakan pada laptop Axioo TVR152C
Kali ini kita akan membahas sedikit mengenai subnetting. Dengan subnetting, kita dapat menentukan jumlah host yang akan digunakan di dalam jaringan. Apa manfaat menentukan banyaknya host di dalam suatu jaringan? Banyak, salah satunya adalah mengefisiensikan penggunaan resource yang digunakan untuk membroadcast ke jaringan. Bila kita hanya punya 10 host, tapi subnetmask kita tidak kita set untuk hanya 10 host, maka paket data yang masuk ke jaringan akan dibroadcast ke seluruh alamat IP (host), walaupun host itu pada kenyataannya tidak pernah ada. Oleh karena itu, maka kita perlu menggunakan subnetting untuk mengefisiensikan penggunaan bandwitdh jaringan.

Bagaimana cara memecah network menjadi subnetwork? Salah satunya menggunakan subnetmask. Pada artikel ini, kita akan menggunakan IP v4 class C untuk contohnya. Untuk memulai, mari kita buktikan nilai default dari IP Class C. Untuk Class C bila tidak dibuat subnet, maka default subnetmasknya adalah 255.255.255.0 dan jumlah maksimal host/clientnya adalah 254 host. Mari kita buktikan dengan menghitungnya.

Misal sebuah network dengan alamat 192.168.0.0/24. Berapa subnetmasknya? Subnet dapat dilihat dari angka /24 berarti subnetnya adalah 24 bit. Karena alamat IP v.4 merupakan 32 bit dan dibagi menjadi 4 (setiap 8 bit dipisah menggunakan titik), jadi subnetnya adalah 255.255.255.0. Kok bisa? Mari kita sok tahu dikit.
IP = 32 bit = X.X.X.X
Setiap X mewakili 8 bit, bit = binary = nilai 0 atau 1
/24 berarti bit yang bernilai 1 ada 24 buah, ditulis dari kiri ke kanan
/24 = 11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0

NB: pada kenyataannya, /xx atau disebut prefix tidak pernah dituliskan saat kita mengonfigurasi IP untuk komputer. Karena komputer sudah dapat menentukan prefix secara otomatis menggunakan subnetmask. Misal, kita akan mengeset IP untuk client/host pada network 192.168.0.0/24, maka yang perlu kita lakukan adalah menentukan alamat IP untuk host (192.168.0.1 – 192.168.0.254), subnetmask default (255.255.255.0), dan alamat default gateway serta alamat DNS servernya saja. Kita tidak perlu menuliskan IP 192.168.0.x/24.

Kembali ke pokok bahasan, setelah diketahui subnet masknya, kita dapat menghitung jumlah hostnya dengan cara:
Jumlah Host = 2n – 2
Kenapa dikurangi 2? Karena digunakan untuk alamat network (biasanya host ke-0, untuk contoh ini maka alamat network = 192.168.0.0) dan alamat broadcast (biasanya host terakhir, untuk contoh ini maka alamat broadcast = 192.168.0.255). Berapa nilai n? n = banyaknya angka 0 pada subnetmask (angka 0 dihitung pada nilai binary bukan desimal). Pada contoh di atas, berarti n = 8. Jadi jumlah host adalah 28 – 2 = 256 – 2 = 254 host.

Jadi jaringan dengan subnetmask 255.255.255.0 mempunyai jumlah host sebanyak 254 host. Pada tahap ini, terbukti bahwa IP class C bila tidak disubnet, maka akan mempunyai jumlah host sebanyak 254 host. Lalu bagaimana bila ternyata hanya terdapat 10 host saja? Seperti pernyataan yang terdapat di paragraf pertama, akan terjadi banyak sekali pemborosan. Di sinilah kegunaan subnetting.

Bila kita hanya mempunyai 10 host, maka kita dapat menggunakan subnetmask 255.255.255.240 untuk mengefisiensikan jaringan kita. Bagaimana cara mengetahuinya? Mari kita bersama-sama menghitungnya.
Jumlah Host = 2n – 2
10 <= 2n – 2
n = 4, diperoleh dari 2n – 2 yang mendekati 10

n mewakili host portion pada subnetmask. Karena host portion yang dipakai hanya 4, maka sisanya (4 bit) akan dipakai sebagai subnet portion. Seperti yang telah kita ketahui, n merupakan jumlah angka 0 dari subnetmask, dihitung/ditulis dari kanan. Dengan demikian, subnetmask subnetwork yang baru adalah 255.255.255.11110000 = 255.255.255.240.

NB: subnetmask dibagi menjadi 2 bagian, yaitu subnet portion (diwakili dengan angka 1 pada nilai binary) dan host portion (diwakili dengan angka 0 pada nilai binary). Untuk IP class C, nilai default subnet portionnya adalah 24 bit, dan host portionnya adalah 8 bit.

Dengan subnetmask 255.255.255.240, berapakah jumlah host maksimal dan berapa jumlah subnet yang dapat dibuat? Untuk menghitung jumlah host, digunakan rumus 2n – 2, n kecil mewakili jumlah angka 0 pada host portion. Sedang untuk menghitung jumlah subnet, kita dapat menggunakan rumus 2N – 2 (menurut cisco), N mewakili jumlah angka 1 pada host portion.

NB: untuk mencari jumlah subnet, ada yang menggunakan rumus 2N saja tanpa dikurangi 2. Hanya cisco yang mengurangkan dengan dua, karena secara default router cisco tidak menggunakan subnet ke-0 (kalau gak salah istilahnya “no ip zero subnet”) dan subnet yang terakhir digunakan untuk cadangan. Aku kurang paham tentang masalah ini.

Untuk contoh ini, maka klasifikasi jaringan yang baru adalah
Jumlah host/subnet = 2n – 2 = 24 – 2 = 14 host
Jumlah subnet = 2N – 2 = 24 – 2 = 14 subnet

Setelah kita menggunakan subnetmask 255.255.255.240, maka jaringan kita telah terbagi menjadi 14 subnet dengan jumlah maksimal host per subnet adalah 14 host. Lha kan Cuma ada 10 host doang? Ya gak papalah, memboroskan bandwidth untuk 4 host, masih lebih irit bila dibandingkan dengan 244 host, kan? Betul gak sih?

Klasifikasi jaringan 192.168.0.0/28
Subnet #0 (defaultnya tidak digunakan pada router cisco)
Alamat network = 192.168.0.0/28
Alamat host = 192.168.0.1/28 – 192.168.0.14/28
Alamat broadcast = 192.168.0.15/28

Subnet #1
Alamat network = 192.168.0.16/28
Alamat host = 192.168.0.17/28 – 192.168.0.30/28
Alamat broadcast = 192.168.0.31/28

Dan seterusnya...

NB: prefik /28 diperoleh dari default value (24) ditambah dengan jumlah host portion yang digunakan untuk subnet portion (4).
Script pengatur waktu Session, Logout Otomatis


Tutorial Jaringan kali ini erat sekali hubungannya dengan tutorial
penulis sebelumnya, yakni mengenai “Koneksi 2 PC menggunakan kabel
Cross”, sehingga sebelum membaca artikel ini lebih lanjut, penulis
sarankan untuk membaca artikel tersebut.

Bagi seorang yang memiliki akses internet di rumah mungkin pernah
menemui kasus seperti bagaimana caranya membagi koneksi internet hanya
untuk 2 pc. Bisa saja menggunakan switch atau hub, kemudian memasangkan
kabel modem adsl ke dalam switch atau hub tersebut kemudian membagi
koneksi berdasarkan topologi jaringan star. Penulis rasa ini hanya
menghabiskan resource saja, dan dana yang keluar tentunya lebih besar
lagi. Kira-kira gambarannya adalah seperti ini :







Dibutuhkan satu buah switch, sekitar beberapa minggu yang lalu penulis
cek harga hub 8 port itu sekitar Rp 250 ribu. :(, dan dibutuhkan 2
kabel jenis strike, di tambah 4 buah RJ 45, hmmm... berapa kira-kira
dana yang habis di keluarkan ?? Kurang lebih sekitar Rp 270 ribu. :( 
Mungkin bisa kurang. Tergantung yang jual temen atau bukan. Harga temen
sekitar ... Lah jadi jualan ?? :D~~

Beda halnya jika kita menggunakan topologi bus yang hanya membutuhkan
satu buah lan card tambahan, dipasang pada salah satu pc, dan satu buah
kabel jenis cross, tentunya bisa meminimalisir biaya yang akan
dikeluarkan, satu buah lan card harganya sekitar Rp 45 ribu. Sisanya
bisa dipakai untuk pedi cure dan medi cure ... :D~~  Ya, kira-kira
gambaran dari topologi bus yang dapat meminimalisir pengeluaran,
seperti ini :







Hanya dibutuhkan satu buah lancard tambahan, dan satu buah kabel cross.
Lan card tambahan dipasang di salah satu pc, dan pc ini harus terhubung
secara langsung ke modem adsl, seperti pada gambar di atas. Dengan kata
lain, 2 lan card inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai bridge.
Perlu diketahui bridge dalam windows XP biasanya hanya memiliki satu
alamat IP.

Penulis tegaskan kembali, teknik yang satu ini berbeda dengan teknik
ketika anda membuat dial connection type PPoE (biasanya digunakan pada
broadband ADSL). Dial connection langsung dari PC berakibat  pc yang
mendial connection tersebut akan memiliki IP Public. Nah itu adalah
alasan penulis membuat artikel ini. Dengan kata lain, pada teknik ini
yang memiliki ip public nantinya adalah si modem itu sendiri. Bukan PC
yang melakukan Dialing connection. PC di sini hanya berfungsi sebagai
bridge saja. Bukan mendial connection.

Setelah terpasang jaringan seperti pada gambar, langkah selanjutnya
adalah menyetting komputer yang memiliki 2 lan card tersebut.



1.    Klik Start > Run > ketik Regedit [enter]

2.    Masuk ke : HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Services\Tcpip\Parameters

3.    Ubahlah Nilai dari “IPEnableRouter” menjadi 1

4.    Tutup Regedit.

5.    Restart PC.

Langkah selanjutnya adalah membuat bridge dari 2 LAN Card pada pc
tersebut. Caranya adalah, masuk ke Control Panel  Network Connection,
kemudian klik kanan dan pilih bridge connection.











Tunggu sebentar hingga terdapat 1 koneksi baru, yaitu network bridge.









Kemudian klik kanan Network Bridge tersebut, pilih properties, pada adapters centang 2 lancard yang akan dijadikan bridge,









pada This Connection Use the following items, pilih Internet Protocol
(TCP/IP) kemudian klik button Properties. Untuk pengisian IP Address,
di haruskan 1 class dengan modem adsl, pada gambar ini terlihat, PC
yang di jadikan Bridge mempunyai IP, 192.168.1.2, dan Modem ADSL
sebagai Gatewaynya adalah 192.168.1.1, Preferres DNS server di sini
adalah DNS milik ISP.



 





Selesai kemudian Ok.



Selanjutnya adalah settingan pada client, yakni di haruskan untuk
menggunakan IP Class yang sama dengna bridge, anda bisa menggunakan
192.168.1.3 – 192.168.1.254, dengan Default Gatewaynya mengarah kepada
Bridge, yakni 192.168.1.2, dan DNS Server mirip dengan propertiesnya
bridge. Ya, selesai, anda sudah dapat menggunakan fasilitas bridge ini
untuk berinternet ria.



Terima Kasih.



Greetz : b_scorpio, abuzahra, peterpanz, kandar, phii_, syahrilrohman,
ivan, dr.emi, safril, hg_, rux, d2n, dent_, minangmedia, riezno,
Lapak-online Team!




Sumber dari situs Ilmu Website dalam kategori jaringan dengan judul Sharing Internet untuk 2 PC dengan Bridge Windows